Tengah Malam
Puisi oleh Miftah Sr.
Aku, mendetik bersama jarum jam dinding
Menunggu, barangkali bisa kulihat cahaya yang hening
Yang paham bagaimana rindu bisa jadi kering
Sebab tak ada air hujan yang terjaring
Sarang laba-laba muda membentang dari tembok ke tiang
Menyatukan jarak agar tak pernah lupa pada kenang
Sedang Aku, menikmati masa lalu dengan syahdu
Sampai kemudian sadar, ternyata Aku hanya punya rindu
: untukmu
Wahai Kekasih,
Rinduku padamu adalah salju
Dingin dan putih
Butuh engkau disisi, agar Aku tak meraju’
Dan di tengah malam ini Aku,
Kulafalkan ayat-ayat cintaku
Semoga tergetar sampai dadamu
Semoga kian terbasuh rinduku
31.01.2017
Bandung