Disini Bukan Tempatku ~ Puisi Lebah Madu

 

Disini Bukan Tempatku

~ Puisi Lebah Madu

 

Kemudi mu ikuti langkah kaki-ku

Menyusur panas aspal jalanan tanpa gerutu

Kemudian kau bertanya, bisakah kamu tinggal disini?

Diantar sesak dan hiruk-pikuk tak kenal waktu?

 

Tak ada waktu untuk menjawab

 

Sebab, setiap lelah tadi malam, tak bisa terbayar istirahat sampai pagi

Beruntung rahangku masih kuat menahan senyum,

menyapa selamat pagi pada setiap sudut mata yang masuk tanpa melihat

 

Kering, laci dan meja kasir setiap malam

Berubah macam prasangka dan tuduhan, kita saling menuduh,

melempar semua kebaikan di setiap sudut toko dan membuangnya

 

Kini, aku bisa menjawab

Esok aku harus pergi

Disini bukan tempat ku

 

Kopo, (dalam ingatan) 2016

 

Dua Matahari Penghantar Surga

Dua Matahari Penghantar Surga

 

Dua Matahari Penghantar Surga

 

Puisi oleh Miftah Sr.

 

 

Setiap jiwa memilih

Bergerak atau celih

Kepada hitam atau putih

Untuk sendiri atau batih

 

Maka jangan sungkan mendekatlah

Jiwamu isi dengan bismillah

Rasakan bahwa engkau memang terpilih

DijadikanNya mahluk yang salih

 

Mari Teman,

Sang Nabi telah mengingatkan

Dua hal bakal jadi pengaman

Dan surga bisa kau dapatkan

 

Lalu apa dua hal itu?

Ialah iman yang satu

Juga berbaik laku

Terhadap saudaramu dan saudaraku

 

Saudara yang terlahir dari keindahan

Tanpa pernah punya syarat

Senang diantara pertengahan

Tak suka para penjerat

 

Apakah dua matahari penghantar surga sulit tuk didapatkan?

Aku rasa tidak,

Sebab kau manusia beriman penebar kebaikan

Karena kau insan adil dalam tindak

 

:demi sejahteranya umat

 

 

14.01.2018

Bandung

 

 


Celih : malas-malas; segan-segan

Batih : orang seisi rumah yang menjadi tanggungan seseorang


 

Kehancuran Jiwa Terdahulu

Kehancuran Jiwa Terdahulu

Puisi oleh Miftah Sr.

 

 

Sebelum aku dan kamu

Tentu saja ada mereka

Jiwa-jiwa yang pernah datang bertamu

Menghirup dunia, kemudian terseka

 

Dan pernah ada yang bertanya

Mengapa mereka terseka dari dunia?

Ibrahim An-Nakha’i menjawabnya

Sebab mereka banyak bicara hal yang sia-sia

 

Sebab mereka banyak makan

Sebab mereka banyak tidur

Menjadikan muram terlukiskan

Menjadikan suram bagai andur

: menunggu kerbau mundur

 

Maka bukankah lalu bisa kita sepakati?

Merubah lebih baik lagi diri dan hati

Sampai detik dimana kita henti

Sampai kenyataan membuktikan, bahwa kita benar-benar telah mati

 

 

21.12.2017

Bandung

 

 

Jalan Keberuntungan

Jalan Keberuntungan

Puisi oleh Miftah Sr.

 

 

Sepasang mata kosong menatap

Berlari mengejar cahaya

Mungkinkah benar untuk tetap

Menuju Sang pemilik daya

 

Dan untukmu

Sahabat

Lebih dulu meninggalkan dunia tentu lebih baik untukmu

Dari pada engkau, harus keduluan tanpa bisa tobat

 

Dan bagimu

Kawan

Membangun kuburmu dari sekarang pasti lebih baik bagimu,how to get a fake id

Dari pada engkau, dipaksa benar-benar memasukinya tanpa bisa lagi melawan

 

Dan terhadap siapapun pencari keberuntungan

Termasuk juga aku

Bukankah lebih baik jika kita lebih dulu meraih ridha-Nya dalam ketenangan? Fake IDs

Sebelum benar-benar kita bertemu dzat-Nya dengan lidah yang kaku.

 

: di awal pertemuan.

 

20.12.2017

Bandung

 

Bersama Adalah Sayap Yang Lengkap

Bersama Adalah Sayap Yang Lengkap

Puisi oleh Miftah Sr.

 

Kau Aku hanya sehelai bulu

Berharap jadi sepasang sayap

Untuk terbang jauh berlalu

Meninggalkan penyap yang merayap

 

Sebab bersama selalu memesona

Menjauhkan apa yang bikin nestapa

Lalu kita seumpama albatros pengelana

Yang terbang jauh dari rasa hampa

 

Keyakinan kita bagai waktu menolak henti

Tak pernah bisa diganti

Selalu mendetik

Sampai ke titik.

 

Hingga kemudian Kau Aku paham

Bersama adalah sayap yang lengkap

Mampu menjauh dari ribuan lot saham

Tanpa hasrat untuk lagi menangkap

:biar bebas tanpa beban

 

06.12.2017

Subang-Ciater

 

 

 

 

Tersenyumlah, Kasih!

Tersenyumlah, Kasih!

Puisi oleh Miftah Sr.

 

Ketika segala sesuatu bagai kaca yang buram

Saat apa yang diharapkan tak kunjung temaram

Diamlah sejenak! wahai kekasihku,

Terimalah catatan hidupmu yang telah baku

 

Kemudian beranjaklah kembali

Sebagaimana ajakan benak pada diri

Biarkan optimisme itu kuat tertali

Menggerakkan daya hidupmu untuk kembali berlari

 

Maka saat itulah engkau akan

Membersihkan kaca yang dahulu buram

Dengan air segar yang menjadikan hidup ikan-ikan

Sampai kau dapati jernih yang terperam

:di Hati. Juga di benak dan diri.

 

30.11.2017

Bandung

 

Redamlah Apimu, Kibaskan Asap Darinya

Redamlah Apimu, Kibaskan Asap Darinya

Puisi oleh Miftah Sr.

 

Saat kata-kata tak lagi pantas berucap, sebab api bergolak di dada.

Saat mata dan wajah tak lagi sejuk di pandang,  sebab asap menjadikan buram.

Sekarang juga, redamkanlah apimu! kibaskan asap darinya.

 

Katakan pada kesunyian, aku bukan Iblis!
Yang tak pernah bisa memilih selain api.

 

Aku ini manusia, aku diberi kesempurnaan akal dan kelembutan hati.

Lalu biarkan ia, serupa tungku di dadamu itu, selamanya tanpa korek.

 

:sebab bukankah engkau lebih suka dapur akhiratmu sesejuk surga?

 

03.11.2017
Bandung

 

Melawan Lupa Amanah

Melawan Lupa Amanah

Puisi oleh Djik22

 

Semangat melangsung redup

Menetes bukan air mata kesedihan lara

Hanya menyapa harap senyum

Begitu dunia mengkhianti kebaikan

 

Seolah melawan lupa memaksa

Dengan rendah hati tetap tegar

Badaimu menyeburi relung

Janji dianggap runtukan bak sampah

 

Mulut manis dihadiakan kebohongan

Cantik memberi kecewa

Tak sebaik paras senyum

Penghianati sejati dijuluki

Jadilah bebas lupa diri

 

Hingga tangan Tuhan memutus

Bahagia karena memaksa

Tapi tidak mematahkan semangat

Niat dan semangat terus menggelora

 

Mencapai cita karena usaha

Bukan karena mengemis

Baik mandiri menikmati

Dari pada tersisa

 

 

Jumat, 21 Juli 2017

Makassar

 

Hak Rakyat Dirampas

Hak Rakyat Dirampas

Puisi oleh Djik22

 

 

Untaian zamrud khatulistiwa

Julukan negeri kami diberikan

Hamparan kekayaan terbentang luas

Memulai dari ufuk Barat ke Timur

 

Semua bisa tertanam di negeri pertiwi

Ialah subur kedamaian penderitaan

Hingga bayi yang belum dilahirkan

Sudah diberatkan dengan lumutan hutang

 

Negaraku melepas tangan

Memaiankan peran sebagai penindas

Yang kaya semakin kaya

Yang miskin tetap tertindas

 

Sama ratap sama tangis

Adalah yang sekarang diderita

Sehingga sama rasa sama rata

Merupakan kemegahan dahulu

 

Persatuan dulu terbangun

Kini tercerai berai

Padahal negara kita dimerdekakan

Dengan semangat persatuan

 

Hidup di negeri yang kaya

Menjadi budak yang mulia di pertiwi

Karena hukum rimba dipakai

Yang kuatlah bertahan

 

Ratapan anak negeri menggerogot

Penghisapan manusia atas manusia

Semakin memanas mengganas

Kemanakah setelah meredeka?

 

Negaraku diatur oleh negara lain

Kepentingan rakyat dilepaspisakan

 

Indonesia diperjualbelikan demi kepentingan

Yang melarat dari hulu ke hilir

Kekejaman apa yang harus dinamai?

Tapi rakyat dipaksa bertahan dengan hantan badai

 

 

Jumat, 21 Juli 2017

Makassar

 

Pengantar Terhebat

Pengantar Terhebat

Puisi oleh Djik22

 

 

Mengenalkan anak-anak perubahan

Keikhlasan pemberian dorongan penakluk

Kekuatan senjata mempelopori juang

Memulai titik awal menuju guna

 

Beragam pengenalan mengenai asah

Hingga meminta tiada berbalas budi

Tetapi selalu membuat senyum semangat gelora

Melawan tahta kebohongan menawari jujur

 

Sejauh mata memandang tiada batas

Memoleh benih suci tajam karsa

Terus mengabdi segala pustaka

Tiada menyimpan seperti Padi

 

Mendayung bak Pinus berdiri kokoh

Menahan hantaman terpaan taufan badai

Segala siap setiap medan kondisi

Bukan mengharap pelopor

 

Meratap menolak mundur arah pudar

Memilih celah meraih cahaya

Sesampai melewati rongsokan kesulitan

Dengan bahagia menerima

 

Pengantar bacaan setiap dieja

Menambah bertumpuk kian diasa

Ia tak tumpul jadi batu

Melainkan Elang Rajawali menerbang

 

Walau tak sampai tujuan

Setidanya perjuangan tiada akhir

Teruslah menjebol kepincangan tatanan

Melawan dengan kasih tanpa pamrih

 

 

Sabtu, 22 Juli 2017

Makassar

 

 

Scroll to Top