Inilah Kisah Kita Sayang

Inilah Kisah Kita Sayang

 

Inilah Kisah Kita Sayang
Inilah Kisah Kita Sayang

 

Puisi oleh Miftah Sr.

 

 

Aduh, entah bagaimana mulanya bibirku tiba-tiba kembali memanggil namamu

Padahal telah setahun berlalu kau pergi tanpa meninggalkan bekas senyum sedikitpun

Untukku, yang pada saat itu sedang memperjuangkan halalmu

Bagiku, ah, ini hanya nostalgia pesakitan yang bisa saja merumpun

 

Namun tidak akan,

Aku cukup membahagiai kenyataan

Bahwa tanpamu aku takkan

Terjerembab dalam nestapa dan kenistaan

 

Memang inilah kisah kita sayang

Kisah yang bermula dari meriyang

Hingga kemudian hampa

Bagai jatuh tertimpa

 

:Tangga

 

Aduh, maaf aku memanggilmu sayang

Padahal telah setahun berlalu kau aku tak lagi meriyang

Di hati yang sama.

Kini hati kita telah berbeda dalam mengukir nama.

 

Kau ada Dia

Aku ada selainmu

Kau bahagia dengannya

Aku bahagia tanpamu

 

 

14.01.2018

Bandung

 


Meriyang : Merindukan Kasih Sayang


 

 

Puisi Cinta Romantis : Engkaulah Bunga Di Kehidupanku

Assalamualaikum dan salam sejahtera untuk kesemua sahabatku yang sedang mencari inspirasi sebuah kata-kata atau rangkaian puisi untuk dipersembahkan kepada sang kekasih atau untuk seseorang yang sedang digandrungi – dicintai.

Mudah-mudahan puisi yang akan saya bagikan di bawah ini dapat memberi hal yang positif untuk keberlangsungan hubungan cintamu dan dia. Aamiin.

Langsung saja, berikut ini puisinya :


Puisi Cinta Romantis : Engkaulah Bunga Di Kehidupanku

Puisi oleh Miftah Sr.

 

Puisi Cinta Romantis - Engkaulah Bunga Di Kehidupanku
Puisi Cinta Romantis – Engkaulah Bunga Di Kehidupanku

 

Keindahan yang muncul dari cinta

Keindahan yang timbul dari kasih

Sejatinya selalu bermula dari sebuah cerita

Cerita tentang engkau yang begitu fasih

:menyemai rasa asih

 

Warni warna yang kau beri dari sorot matamu

Selalu membikin jauh sepi

Mendekatkanku pada peluk hangat ingatanmu

Mendekap erat rinduku yang tak bertepi

 

Sebab engkaulah bunga di kehidupanku

Tentu, hari-hariku bagai taman yang tak menyuguhkan rasa jemu

Dan itu bukan karena keindahanku

Justru semua itu bermula darimu

 

Sayang, sebagai pecintamu aku harus

Senantiasa tak bosan mendirus

Bahkan selalu akan kusemai dengan hati

Agar kau duduk dalam kenyamanan yang tak mati

 

:disini, di detak jantungku, di denyut nadi.

 

 

30.12.2017

Bandung

 


 

Oke, bagaimana sahabat? apakah suka dengan puisi diatas? ataukah ada kritik dan saran yang hendak disampaikan? jangan ragu deh, yuk langsung saja ketikkan komentarmu di kolom komen bawah ini.

Mudah-mudahan puisi yang saya bagikan hari ini dapat memberi energy positif yang baru bagi semangat cintamu sekalian, sahabat. Terima kasih atas apresiasinya. LOVE YOU.

 

Engkau, Bidadari Malam Itu

Engkau, Bidadari Malam Itu

Puisi oleh Miftah Sr.

 

Kepada engkau,

Bidadari malam itu

Yang datang bersama peri-peri lain

 

Aku dan tatapanku menujumu

Menuju kelopak matamu yang indah

Pesona yang tak bisa kutepis

Aku tersihir senyum mawarmu

 

Bersama peri lainnya kau lepas

Terbang jauh meninggalkan jejak nestapa

Membiarkan sekeliling memuji jelitamu

Dan malam menjadi begitu tenang

 

Apalagi saat aku menatap jelitamu

Tak sadar kau pun membalas

Bolamatamu mengandung binar kebahagiaan

Mengalirkan mata air ke dalam jiwaku

 

Sayangnya aku tak ada keberanian untuk datang

Mengenalkan segenap kebahagiaanku karenamu

 

Sampai kemudian engkau kembali ke kayangan

Aku hanya mampu memunguti jejak langkahmu

Dan menyimpan gambarmu dalam kameraku

Meski ternyata, jelitamu tak tampak jelas

 

: Sebagaimana pertemuan kita yang blur

 

15.12.2017

Bandung

 

Sejauh Mana

Sejauh Mana

Puisi oleh Miftah Sr.

 

sejauh mana matahari mendekat ke kedua matamu yang bening itu,
sayang

apakah ia lebih dekat dari jarak yang mengantarai aku ke kamu?
kurasa tidak,
karena bukankah Kau selalu bilang bahwa Aku ke Kamu
seumpama dahan yang memangku tubuh daun

Sejauh mana, sayang
ketika proses metamorfosis kupu-kupu memanjakan matamu
dan setelah terbang ia, kupu-kupu itu, mampu memikat hatimu
lalu mengharapkannya menjadi milikmu

apakah ia, apakah prosesnya, mampu memenangi keakraban kita?
dan menjadikanku pecundang yang tak pantas meski hanya menyandang nama?
kurasa tidak,
karena bukankah Kau selalu bilang, sayang
bahwa keakraban kita terlahir dari hati yang tersenyum

maka, adakah celah yang mampu membungkam senyuman itu?
sayang…
kurasa tidak,
kecuali Kau berkata, bahwa ini hanya mimpi yang Aku puja
bukan mimpi Kita berdua

 

30.11.2015
Bandung

 

Biar Kuadukan Rindu Pada Gelap Malam

Biar Kuadukan Rindu Pada Gelap Malam

Puisi oleh Miftah Sr.

 

Dan mataku masih tak berkedip
Untuk memandang entah apa yang bisa bikin hati kerlip
Mungkin serupa bayang wajah
Datang tanpa butuh hujah

 

Tersenyum aku
Pada tiap desir angin berlalu
Binar Jiwaku
Terbuat dari rindu yang bertalu

 

Maka, biar kuadukan rindu pada gelap malam
Menjadikan bintang-bintang berenang
Memaksa nestapa untuk tenggelam
Melangitkan hati yang tenang

 

Sampai kemudian aku dan waktu bersatu
Mengubur angan dan bayang tentangmu
Melepas diri dari tumpukkan batu-batu
Mencair untuk mengalir ke hanya cintamu

;sebab rindu, paham betul waktu berpulang menujumu

 

20.09.2017
Bandung

 

Puisi Cinta untuk Sebuah Nama

Puisi Cinta untuk Sebuah Nama

Puisi oleh Miftah Sr.

 

 

Ketika mata sore terpejam

Dan terang berganti temaram

Aku melangkah mengikuti detik jam

Bersama rindu yang terperam

 

Rindu yang seharusnya tak bercokol di dada

Jika saja malam itu tak pernah kupetik senyum manisnya

O… sungguh, sungguh engkau bagai madu muda

Izinkan aku tetap mencecap sampai terurai makna filosofisnya

 

Dan aku jadi tak sadar diri

Biarkan aku begini

Jangan suruh aku lari

Aku butuh kau temani

 

Sampai gelap berlari

Menjauh dari bayang ilusi

Justru agar kemudian engkau nyata berdiri

Lalu menjadikanku satu-satunya kursi

 

:tempatmu duduk, tempatmu diam bernyanyi

 

 

18.09.2017

Bandung

 

 

18 Sajak Pendek Mieft Aenzeish

18 Sajak Pendek Mieft Aenzeish

 

“Tidak ada kebaikan pada bibir yang membicarakan keburukan lain orang, sebab itu, diam adalah pilihan terbaik yang dapat menghantarkan diri pada kebahagiaan.”

“Aku berkata pada keheningan, ‘sungguh engkau mengajakku pada keramaian sebenarnya, keramaian jutaan suara yang tak terucap dari sepasang bibir, sebab hanya di hati, semua bisa menyimpan TAKBIR!’.”

“Untukmu sinar pagiku, teruslah menjelma senyum, aku disini senantiasa menjadikanmu keindahan yang ranum, dan jika kemudian ada mendung yang datang, kemarilah, pintu kasihku akan membawamu ke tempat dimana mendung dan hujan tak pernah bisa membuatmu kedinginan.”

“Selamat malam untuk segaris harapan yang belum terwujud, semoga esok kau kurengkuh bersama senyum yang mendetik di bawah sinar pagi melalui manis bibirnya.”

“Kepada senyum yang mengembang dari wangi biru, semoga kebahagiaan kian melaju di lajur nafasmu.”

“Kau menjadikanku kesejatian bagimu, sedang aku, mengukir keabadian di telapak kakimu.”

“Ketika jauh, aku mendekati-Nya, setelah dekat dan memberiku kesenangan, aku berjalan mendekati puja puji manusia.”

“Biarkan aku duduk menikmati taman kedamaian hatiku sendiri, menjauh dari prahara gunjingan politik dan keruhnya kata-kata cemooh.”

“Bukan aku yang memberimu, tapi gusti Allah yang berbuat baik padamu melalui aku.”

“Kepada maghrib yang menyimpan ketenangan, aku sunyikan diri untuk bertemu kebahagiaan.”

“Tidak ada pertolongan yang bisa aku syukuri, jika aku tak mengenal-Mu.”

“Saat sepi mengalun melalui sela-sela waktu, mendengarkan Gamelan adalah pendekatanku kepada alam. Dan alam senantiasa menampakkanku hal-hal yang menakjubkan, salah satunya adalah menampakkan kematian orang-orang yang masih hidup.”

“Setiap tempat mukimnya masyarakat, selalu ada satu orang yang senantiasa berdoa untuk mereka, setiap malam.”

“Jika tak mampu menjadi penolak bala bagi sekitarmu, setidaknya jangan menjadi penyebab datangnya bala.”

“Keindahan mencintai bisa didapat ketika dengan ikhlas mendoakan kebaikan untuk kekasih atau seseorang yang dicintainya.”

“Jika harus sudah, sudahlah sebagaimana dedaun yang merelakan embun jatuh ke bumi atau yang kering karena mentari.”

“Cinta dan Jodoh itu berkejaran, adakalanya cinta yang lebih dulu, dan tak jarang, jodohlah yang lebih dulu datang. Diantara keduanya senantiasa ada wangi yang kau suka dan ada pahit yang tak kau harap. Maka berjalan di jalan sinarNya adalah keberuntungan.”

“Ketika mata tak mampu menyampaikan kerinduan, cukuplah pejam menjadikan mimpi sebagai penawarnya.”

 

17.04.2017

Cimahi

 

Scroll to Top