Puisi Kehidupan : Sebuah Suara


Puisi Kehidupan : Sebuah Suara
Puisi Kehidupan : Sebuah Suara

 

 


Sebuah Suara

Puisi oleh Miftah Sr.

 

 

Ia mengalun

Ia bersayap

Ia keluar dari lidah dan sepasang bibir

Ia menghinggapi telinga

 

Serupa elang yang menyebrangi matahari

Kelak ia mukim di hati

 

Terasa begitu manis

Jika suara itu lembut menggaris

 

Dan terasa menyakitkan

Jika suara itu timbul dari kebencian

 

Sayap-sayapnya takkan bisa bikin kembali

Meski mencoba jilat ludah sendiri

Nikmati saja jika terlanjur ia terbang

Hinggap di dada orang-orang

Lalu terima suara lain

Yang lebih menyakitkan mungkin

 

Maka, ada baiknya bukan?

Berpikir jernih sebelum sayap dilepaskan

Agar jauh dari celaan

Untuk diri, kebaikan.

 

 

07 April 2018

Bandung

 

 

Sendiri Pun Bahagia

Assalamualaikum Sahabat, salam sejahtera untuk kita semua, apa kabar? mudah-mudahan selalu dan senantiasa dalam kebaikan dan kesejahteraan. Amin.

Baik sob, kali ini saya akan menulis dan berbagi puisi tentang bagaimana ternyata kesendirian atau jomblo bukanlah alasan untuk kita tidak bahagia. sebab sejatinya bahagia itu tidak bersumber dari pasangan atau orang lain, tetapi bersumber dari bagaimana kita merawat hati senantiasa positif dan optimis.

Oke langsung saja berikut ini puisinya, selamat membaca :


Sendiri Pun Bahagia

Puisi oleh Miftah Sr.

 

Bahwa kemudian ada yang bilang

Kesendirian adalah bahagia yang hilang

Tolak saja, tolak saja dengan yakin

Sebab bahagia bukan sekadar mungkin

: bahagia bisa kau bikin

 

Bahwa lalu ada yang berkata

”akulah sumber bahagia!”

Tutup saja, tutup saja kedua mata

Biarlah ia menikmati koprafagia

 

Sebab kini, kau aku yang masih sendiri

Tidak pernah hendak berlari

Senantiasa menikmati sapa mentari

Melukis Alegori

: untuk Diri.

 

17.02.2018

Bandung

 


Koprafagia : kebiasaan pada hewan makan kotorannya sendiri dengan tujuan memperoleh vitamin B, biasanya sangat menonjol pada hewan pengerat (rodensial), seperti kelinci.

Alegori : cerita yang dipakai sebagai lambang (ibarat atau kias) perikehidupan manusia yang sebenarnya untuk mendidik (terutama moral) atau menerangkan sesuatu (gagasan, cita-cita, atau nilai kehidupan, seperti kebijakan, kesetiaan, dan kejujuran).


Bagaimana sahabat? like or dislike? 😀

Kirimkan komentarmu di bawah ini, juga berikan kritik dan saran perihal puisi diatas. Terima kasih sangat. 🙂

 

#Salam SastraPuisi.

 

 

Scroll to Top