15 Puisi untuk Sang Pemilik Cinta

15 Puisi untuk Sang Pemilik Cinta

Puisi oleh Miftah Sr.

 


Sebab Semuanya Adalah Ia
~

Maka tidaklah gelap itu ada
Sebab sebetulnya hanya kurang cahaya

Maka tidaklah diri ini ada
Sebab sebenarnya hanya Ia yang mewujud segala

Cinta dan yang menyertainya
Buah karya terindah keberadaanNya

Dan saat kapan kemudian diri ini mulai congkak
Seharusnya kita tidak jadi bengkak
Terhadap kesenangan
Menjangkit kesombongan

Sebab semuanya adalah Ia
Mengapa masih ngaku Kita?

Marilah kita berlari jauh ke ujung sana
Menggapai apa yang seharusnya
Merepresentasikan kasihNya
Menunaikan perintahNya

18.7.18
Bandung

#1

 

Dengan MengingatMu aku Bahagia

~aku mencoba untuk memilah kalimat tepat
Menggambarkan kebahagiaanku ketika mengingatMu
Namun,
Setiap kalimat yang ada justru merendahkan diri
Tak berani maju untuk mewakiliaku mencoba mencari cara lain
Untuk melukis kebahagiaanku ketika mengingatMu
Dengan cara membayangkan apa yang telah Kau berikan
Namun,
Bayanganku kian lama makin kuat getar,
Tak lagi mampu menahan, hitungan yang membelukar

Lalu aku kembali mencari lain cara
Dan kutemu
Lebih mudah dari kedua cara yang kucoba
Ialah ketika aku
Melihat senyum manusia
Dengan berbagai alasannya

Sebab dengan mengingatMu aku bahagia,
Tentu pun sama,
aku bahagia ketika aku melihat mereka
Segala sesuatu yang Engkau cipta

18.7.18
Bandung

#2

 

Maha Indah
~

Ketika aku jauh dariMu
Engkau datangkan keindahan
Engkau butakan aku
Juga engkau buka kebaikan

Dengan kebaikan yang Kau buka
aku melangkah pada keindahan
Seolah jalanku benar
Seakan ridhoMu tertebar

aku lalu tenggelam pada dua
Kesalahan dan Kebenaran
Kesalahan itu tak kunjung pecah
Kebenaran pun tak lekas berkah

Sampai kemudian Engkau
Di setelah pertengahan
Menghukum aku yang terlanjur silau
Dengan anak panah yang berjatuhan
Menghunjam kesalahan
Membersihkan kebenaran

Dan di detik terakhir lingkup kebaikan
Kembali Engkau tampakkan ke-Maha-an
Menenggelamkan ilusi keindahan
Menampakkan fakta kebahagiaan
:sampai diri didekatkan

18.7.18
Bandung

#3

 

Tak Mungkin Bisa Kutebak
~

Ketika aku tak berpikir Engkau akan…
Justru malaikatmu datang membawa apa yang kubutuhkan

Ketika aku mengharap hal itu baik untukku,
Justru Engkau datangkan diluar harapanku

Dan saat aku coba menebak apa yang hendak Engkau lakukan
Yang pada sangkaku hal itu mudah dan bakal betul bisa kutebak
Engkau malah memberikanku kejutan
Yang menjadikanku terhenyak, hingga tergelak

Memang, tak kan pernah bisa kutebak
Sebab akal tak kan mampu menyentuh
Terhalang fana’ dan keabadian

18.7.18
Bandung

#4

 

Gusti, aku rindu
~

Waktu menyanyi
Ditelingaku sunyi
Lagu entah apa
Menabur jenis cinta tak biasa

Bintang dalam ingatanku
Mengetuk nostalgia
Pada cahayaMu
Disejengkal jarak dahi sajadah

Gusti,
Rindu aku
Tak lama lagi bertamu
Mengulang tangis diantara sudut itu
Yang wangi
Yang diperebutkan
Yang dicium tanpa henti

Gusti, aku rindu
Duduk diantara kesucian
Diam pada keindahan
Menangis dalam penyesalan

:sebab hanya dengan rindu, aku senantiasa mengingatMu.

18.7.18
Bandung

#5

 

Dengan NamaMu
~

Segala berawal
Semua bermula
Tumbuh
Berkembang

Menghampar
Tersusun
Berombak
Dan berputar

Begitupun aku
Atas namaMu
Ditakdirkan
Dihidupkan
Hingga dimatikan untuk dihidupkan

Dan dengan NamaMu,
Semua terselesaikan.

18.7.18
Bandung

#6

 

Angin yang Bertasbih
~

Dengan isyarat ia berkalimat
Tanpa terlihat
Namun keberadaannya nyata
Bikin takjub bola mata

Dan ketika ia bercengkrama dengan dedaun
Ia begitu bahagia
Barangkali kebahagiaan itu bisa kita maknai
Ia sedang bertasbih sama-sama

Indah, Gusti menciptakannya
Untuk bertasbih dengan caranya
Cara yang tak biasa
Sebagaimana ruh pada cinta
Cukup dinikmati dari daun-daunnya
Bergerak cantik
Begitu anggun
Mempesona.

18.7.18
Bandung

#7

 

Awan yang Bergerak
~

Kulihat di ujung langit sana ia datang
Pelahan ia mengikuti arus udara
Bersama
Menjalankan TitahNya

Dari jarak yang jauh
Antara awan ini dengan awan itu
Aku perhatikan
Aku tertegun

Oh Paduka,
Keindahan dari segumpal awan itu
Ternyata juga sebuah tanda
Bahwa kebersamaan mereka hanya sementara
Di setiap jarak ke sepersekian
Mereka terpisah
Mereka juga berangsur sirna
Hingga pada tepat di titik tertentu
Mereka tiada

18.7.18
Bandung

#8

 

Jangan Biarkan aku Tertipu
~

Pada sangkaku
Ia jodoh

Pada sangkaku
Ia takdir

Pada harapku
Semua itu benar

Namun,
Paduka lebih tahu
Jangan biarkan aku tertipu

18.7.18
Bandung

#9

Jangan Engkau Beri
~

Tuhan,

Jangan Engkau beri aku kekuatan
Jika pada kekuatan itu, ada kelemahan yang tertekan

Jangan Engkau beri aku kepintaran
Jika pada kepintaran itu, ada kebodohan yang terabaikan

Jangan Engkau beri aku kekayaan
Jika pada kekayaan itu, ada kemiskinan yang terkucilkan

Jangan Engkau beri segala hal,
Jika pada segala hal itu, ada kesombongan yang terselipkan

Tuhan,

Beri saja kecukupan untukku,
Kecukupan untuk bersyukur atas semua karuniamu.

18.7.18
Bandung

#10

 

Itu SenyumMu
~

Ketika ada senyum saat marah
aku yakin disitu ada senyumMu

Ketika ada senyum saat teraniaya
aku yakin disitu ada senyumMu

Ketika ada senyum saat digunjing
aku yakin disitu pun ada senyumMu

Ketika ada senyum saat sakit
aku yakin disitu pula ada senyumMu

SenyumMu, itu senyumMu.

Maka betapa bahagia aku,
Bisa mendapati senyumMu.

Disetiap waktu.
Pada kacamata sendu.
Meski nyatanya justru sebab rindu,
SenyumMu dalam hatiku.

18.7.18
Bandung

#11

Saat Terindah
~

DenganMu
Tidak ada yang tak indah
Semua indah

Bahkan ketika Engkau jatuhkan aku
aku justru bersemangat
Ini lebih indah dari biasanya

Sebab saat terindah denganMu
Adalah ketika aku sabar
Setiap kali Engkau jatuhkan

18.7.18
Bandung

#12

 

Oh Pengasih
~

Engkau selalu memaafkanku
Meski setiap hari aku melakukan salah
Meski kadang aku tak ingat Engkau
Engkau senantiasa tak pernah benci
:Engkau pun tak henti mengasihi

O… Pengasih
Berawal dariMu rasa kasih
Yang takkan pernah jadi serpih
Senantiasa bersih
Putih.

18.7.18
Bandung

#13

 

Detik Waktu
~

Detik waktu
Mengejarku
Mengajariku
MengenalMu

Melihat betapa baik Engkau
Pada apa yang kurasa

Melihat betapa indah Engkau
Pada apa yang kupandang

Bersama setiap detik aku
Berharap tak pernah jadi luput padaMu

Bersama detik waktu
aku untukMu.

18.7.18
Bandung

#14

 

O… Penyayang
~

Kepada Engkau aku serahkan
Sepenuh diri dan kehidupan
Bahwa memang hanya ada Engkau
Semestinya pun cuma Engkau

Yang mengisi hati
Yang mengisi benak
Yang tertaut di jiwa
Yang tertaut di raga

O… Penyayang

Berikan aku,
Benak yang banyak mengingatMu
Hati yang lembut mencintaiMu
Jiwa yang rindu padaMu
Serta raga yang berdzikir tanpa henti untukMu

18.7.18
Bandung

#15

 

Incoming Search :

puisi tentang kebesaran allah, puisi pendek tentang allah, puisi rindu allah swt, puisi tentang allah swt, puisi doa untuk tuhan, puisi tentang allah maha pencipta, puisi tentang allah tuhanku, syair cinta kepada allah, puisi cinta kepada allah dan rasul, puisi rindu allah swt, kumpulan puisi cinta karena allah, syair sufi cinta, puisi renungan ilahi, syair syair tasawuf, puisi cinta allah dan muhammad, syair arab tentang cinta kepada allah, puisi cinta sufi muda, syair sufi jawa, kata kata cinta sufi, syair sufi tentang kehidupan, syair sufi tentang allah, puisi kekuatan hati sufi, syair sufi tentang kematian, syair sufi jalaludin rumi

Scroll to Top