Tetaplah Jadi Gadis Penawarku
Puisi oleh Nurul Farida
Kurengkuh tubuh mungil nan dekil milikmu
Berlapis baju lusuh serta kumuh
Kuraba kasar guratan berkubang di wajahmu
Yang penuh dengan deru bayang-bayang pilu
Sebab menagggung dusta dari janji wakil-wakil palsu
Menanggung dusta dari janji kehidupan sejahtera yang terwujud semu
Selalu kudapati rekah senyummu tanpa tuntut
Asyik bermain di pojok bawah tudung pohon pisang yang melengkuk
Bak lindungimu dari mereka-mereka yang terkutuk
Entahlah nak … mungkinkah senyum rupa canda darimu itu citra?
Atau kau iklas telah jadi imbas?
Canda ria dengan sebayamu menjadi penawarku
Obat bagi segala gelisahku
Terbayang jika kelak aku tak lagi kau bersamai
Jika kelak desa ini akan jarang kau sambangi
Dan hingga umurku terus tergerus waktu
Kau akan tumbuh jadi jelita, dan berharap tak lupakanku
Lalu bisikku “Berjanjilah Nak … berjanjilah pada bapakmu ! …”
Temaniku hadapi masa renta bersama derita titipan mereka
Metro, 18 Oktober 2017
Pujangga Desa Penghuni Nirwana
Puisi oleh Nurul Farida
Langkahmu selalu dicemburu para raja singgasana
Berlakon memakmurkan tanah lahirmu dengan perkasa
Menjadi pemuda cekat dibutuhkan umat
Sederhana, namun penuh wibawa
Meski sekolahpun tak tamat, tapi kau nampak bermartabat
Dan nyatanya kau lebih berharga
Daripada mereka pemuda penghuni Ibukota
Yang hanya tau bersenang-senang semata
Kaulah pejuang desa
Yang bagimu ini adalah bumi surga
Bumi tempat kau mengabdi dengan menaruhkan sejuta asa
Bumi para penghuni cinta damai dengan sesama
Kau pula pahlawan desa
Sang pembela tanah subur bagi banyak warga
Penyampai tangan tuhan demi kemakmuran surga tanah kelahiran
Metro, 20 Oktober 2017
Teruntuk Yang Kurindu
Puisi oleh Nurul Farida
Pada semilir angin malam yang berlalu
Telah kutitipkan sebongkah rindu
Untukmu wahai pemuda desa penyejuk kalbu
Pada air sungai yang mengalir deras
Telah kubulirkan air mata yang mengalir bersamanya
Bukti pilu atas rindu yang tak kunjung temui empunya
Pada burung pipit yang bersambang di ladang
Telah kupesankan agar ia bernyanyi riang
Seriang suaru merdu yang bernyanyi tentang rindu agar kau kenang
Jika rinduku ini seluas hamparan padi para petani
Maka kujadikan kau penentu bibit benih padi
Agar rinduku terpanen sempurna, sepenuh hati
Jika rinduku adalah beduk di suraumu
Maka kurelakan lebam tubuhku karna pukulanmu
Kubiarkan hasrat merinduku luruh bersama sentuhanmu
Teruntuk kau pemuda desa pemilik kalbu
Batanghari, 20 oktober 2017