Kesedihan Langit – Puisi Dian

𝙆𝙚𝙨𝙚𝙙𝙞𝙝𝙖𝙣 𝙇𝙖𝙣𝙜𝙞𝙩

Karya: Dian

 

Tersenyum ketika saudaranya terluka

Bahagia ketika saudaranya menderita

Akhlak akhir zaman

Sebuah perangai manusia bagai tak punya belas kasihan

 

Langit adalah sarang asap dan lintasan kembang api maut

Burung besi menabur benih kepedihan dan rasa takut

 

Tak peduli berapa banyak korban nyawa bergelimpangan

Seolah menanam kedukaan, menuai dendam dan kecaman

Ia merasa dirinya paling benar yang enggan disalahkan

 

Dia yang merasa paling kuat dalam sejarah sejagad kehidupan

Oh Tuhan…segera tunjukkan kuasa kekuatan serta keadilan

 

Memang kiamat terasa semakin dekat

Keimanan pagi ini tak akan sama dengan keimanan sore hari

Keyakinan hari ini akan sangat berbeda dengan keyakinan esok hari

 

Semoga tidak akan mengubah makna

Bahwa masih ada keadilan yang akan tetap menggaung membahana

Sebagaimana janjiMu bahwa tiada satupun meski sekecil dzarrahpun akan mendapati balasan sempurna

Siapa dia yang menanam keburukan hanya akan menuai keburukan jua

 

Ampuni kami

Jika kami hanya mengumbar amarah tak tentu arah

Tanpa dilengkapi amunisi apalagi rudal penuh maki

Kami sudah tak lagi dapat mengaung bagai macan asia

Kami ini sedang tertidur dalam buaian polemik ibu pertiwi

 

Sedih hati ini

Melihat rudal melayang dan menghabisi nyawa orang tak dikenal

Menyayat hati menjemput murka di kanal Kekalutan

Meskipun bisa jadi itulah kebenaran

Dan akan segera terungkap oleh alam

 

Ya Robbi…ampuni kami

Ampuni kami hambaMu yang sering amnesia

Tentang bagaimana cara melakukan perdamaian dunia

 

 

Malang, 27022022

Kunjungi Profil FB Penulis : Dian Bioglass

 

Elegi Cinta : Salah


Salah
Salah

 


 

Salah

Puisi oleh Miftah Sr.

 

 

Salah,

Jika atas nama cinta

Kau menjadikanku sebuah kotak kayu

Hanya untuk menyimpan perhiasan milikmu

 

Bukankah seharusnya kau menjadikanku sebagai perhiasan itu?

 

Salah,

Jika atas nama rindu

Kau menyuguhkanku bergelas-gelas air tuak

Hanya untuk membiarkanku mabuk sendiri

 

Bukankah seharusnya kau pun juga ikut menikmati?

 

Ini salah,

Kotak kayu kubelah

Ini salah,

Mabuk sendiri kulelah

 

Jika tak kau kembalikan aku

Sebagai perhiasan cintamu

Jika tak ku dapati kamu

Untuk juga mabuk cintaku

 

Maka sudahlah saja,

Sebab ini salah.

 

 

07 April 2018

Bandung

 

 

Scroll to Top