Melawan Lupa Amanah

Melawan Lupa Amanah

Puisi oleh Djik22

 

Semangat melangsung redup

Menetes bukan air mata kesedihan lara

Hanya menyapa harap senyum

Begitu dunia mengkhianti kebaikan

 

Seolah melawan lupa memaksa

Dengan rendah hati tetap tegar

Badaimu menyeburi relung

Janji dianggap runtukan bak sampah

 

Mulut manis dihadiakan kebohongan

Cantik memberi kecewa

Tak sebaik paras senyum

Penghianati sejati dijuluki

Jadilah bebas lupa diri

 

Hingga tangan Tuhan memutus

Bahagia karena memaksa

Tapi tidak mematahkan semangat

Niat dan semangat terus menggelora

 

Mencapai cita karena usaha

Bukan karena mengemis

Baik mandiri menikmati

Dari pada tersisa

 

 

Jumat, 21 Juli 2017

Makassar

 

Hak Rakyat Dirampas

Hak Rakyat Dirampas

Puisi oleh Djik22

 

 

Untaian zamrud khatulistiwa

Julukan negeri kami diberikan

Hamparan kekayaan terbentang luas

Memulai dari ufuk Barat ke Timur

 

Semua bisa tertanam di negeri pertiwi

Ialah subur kedamaian penderitaan

Hingga bayi yang belum dilahirkan

Sudah diberatkan dengan lumutan hutang

 

Negaraku melepas tangan

Memaiankan peran sebagai penindas

Yang kaya semakin kaya

Yang miskin tetap tertindas

 

Sama ratap sama tangis

Adalah yang sekarang diderita

Sehingga sama rasa sama rata

Merupakan kemegahan dahulu

 

Persatuan dulu terbangun

Kini tercerai berai

Padahal negara kita dimerdekakan

Dengan semangat persatuan

 

Hidup di negeri yang kaya

Menjadi budak yang mulia di pertiwi

Karena hukum rimba dipakai

Yang kuatlah bertahan

 

Ratapan anak negeri menggerogot

Penghisapan manusia atas manusia

Semakin memanas mengganas

Kemanakah setelah meredeka?

 

Negaraku diatur oleh negara lain

Kepentingan rakyat dilepaspisakan

 

Indonesia diperjualbelikan demi kepentingan

Yang melarat dari hulu ke hilir

Kekejaman apa yang harus dinamai?

Tapi rakyat dipaksa bertahan dengan hantan badai

 

 

Jumat, 21 Juli 2017

Makassar

 

Pengantar Terhebat

Pengantar Terhebat

Puisi oleh Djik22

 

 

Mengenalkan anak-anak perubahan

Keikhlasan pemberian dorongan penakluk

Kekuatan senjata mempelopori juang

Memulai titik awal menuju guna

 

Beragam pengenalan mengenai asah

Hingga meminta tiada berbalas budi

Tetapi selalu membuat senyum semangat gelora

Melawan tahta kebohongan menawari jujur

 

Sejauh mata memandang tiada batas

Memoleh benih suci tajam karsa

Terus mengabdi segala pustaka

Tiada menyimpan seperti Padi

 

Mendayung bak Pinus berdiri kokoh

Menahan hantaman terpaan taufan badai

Segala siap setiap medan kondisi

Bukan mengharap pelopor

 

Meratap menolak mundur arah pudar

Memilih celah meraih cahaya

Sesampai melewati rongsokan kesulitan

Dengan bahagia menerima

 

Pengantar bacaan setiap dieja

Menambah bertumpuk kian diasa

Ia tak tumpul jadi batu

Melainkan Elang Rajawali menerbang

 

Walau tak sampai tujuan

Setidanya perjuangan tiada akhir

Teruslah menjebol kepincangan tatanan

Melawan dengan kasih tanpa pamrih

 

 

Sabtu, 22 Juli 2017

Makassar

 

 

Ganas Menerpa Generasi

Ganas Menerpa Generasi

Puisi oleh Djik22

 

 

Sejarah bangsa mulai melupa

Semenjak terbentuk republik tercinta

Budaya tren membuat lupa buta

Bahaya laten generasi penurut rupa

 

Sekolah mendidik jadi mesin

Suara bungkam mendapat gelar

Tuntutan kebenaran dianggap kafir ,fake student id

Ternyata kebenaran tersampai penguatan

 

Pendidikan mencipta generasi mengejar nilai

Penuh kebohongan ajaran menolak kritik

Tembok penjara suara kritis

Tak heran pemisahan dirangkul

 

Refleksi merdeka membagi kelas

Rentetan sejarah kaum muda berbakat

Di dalam hingga luar penuh tabir batas,best fake id state

Dogma pendidikan gaya bank terikat

 

Mahal biaya meraih masa mencerdaskan

Malah pendidikan tertata rupa

Bobrok isi tertipu bangunan megah

Bungkam hingga membuat kelas

 

Yang kaya teruslah meraih

Yang miskin meratap tangis

Menindas meraja Sabang hingga Merauke

Menyerah bukan pilihan akhir

 

15.08.2017

Makassar

 

Berdiri Di Tiga Tiang

Berdiri Di Tiga Tiang

Puisi oleh Djik22

 

 

Refleksi kerasnya kondisi lingkungan

Mengarah membesarkan buaian iklas

Terus memberi selama-lamanya

Di bawah Pondok berwarna Putih

 

Terkadang bahasa diolok dihujat

Demi mengingat Sang Mahaguru

Berdiri di atas segi tiga baja

Bersandar di bawah alam raya

 

Mata menetes menerba merebah

Tak mau melupa kacang pada kulit

Tak mau melihat gagal bermimpi

Hingga berjalan terus meraih

 

Sejauh ini belum melihat bahagia

Hanya senyum melihat peka

 

 

23.07.2017

Makassar

 

Perempuan Pejuang Mandiri

Perempuan Pejuang Mandiri

Puisi oleh Djik22

 

 

Peran perempuan setiap kehidupan zaman

Pelan mulai muncul belahan antero

Memecahkan serta berdiri lantang

Menoreh sejarah bersama rakyat luas

 

Keadilan tidak hanya perjuangan maskulin

Keresahan gelisah menindas dimaknai feminis

Dari tangan belaian cinta cipta revolusi

Derap semangat melalui tahap evolusi gelora

 

Apitnya barisan massa harus tiada kelas

Alunan resah kota diwarnai gerak

Tiada kala bercermin pada Chile

Terus bermayam membangkit keadilan merata

 

Saatnya feminis maskulin bersatu

Strategi taktik langkah diplomatik

Bangun persatuan dari dalam menguat

Bergaul mengajak bersama di jalanan

 

Masyarakat adil makmur harapan bersama

Mengapit sama rata sama rasa

Lawan tirani sistem yang menindas

Lekas gempita bangun persatuan nasional

 

 

16.08.2017

Makassar

 

Yang Tertekan

Yang Tertekan

Puisi oleh Djik22

 

 

Kekagetan alam mimpi menari lingkungan kumuh

Kiri kanan penuh keributan kesombongan penghuni

Selalu membuang waktu tak memaknai hidup

Selera berkurang meyimak kebisingan palsu

 

Melangkah mencari inspirasi imajinasi kehangatan

Mengeduk keluh kesah resa hubungan perjuangan

Romantika itu terus berlanjut

Relung sukma terhenti tersentak hilang rasa

 

Yang terharap berlari ke pulau

Yang bertahan memperbaiki

Pulau terindah tempat hunian pengunjung

Polemik penghuni berujung solusi perdamaian

 

Kata-kata kebahagian memulai diakali

Ketahuan dialek majemuk tercampur

Ketegangan redah dibawa gembira ria

Kebahagian tersentak hadir pergi menghilang

 

Zaman menggulat kepercayaan hilang

Zona aman berujung perjuangan kembali

Jangan berhenti berjuang demi negeri

Jalani merawat semangat keiklasan membara

 

 

23.08.2017

Makassar

 

Perempuan Dilupakan

Perempuan Dilupakan

Puisi oleh Djik22

 

 

Panggung politik pesta demokrasi

Sengit budaya penindasan

Ala sistem kapitalisme

Perempuan hanya minoritas

 

Dalam media perempuan diperparah

Kontruksi budaya terlupa

Budaya gotong royong

Musyawarah mufakat sulit terasa perempuan

 

Kenali hubungan produksi

Hayati alat produksi

Marhaen kini sengaja tersembunyi

Sang tani hanya tahu bekerja

 

Budaya simbol

Verbal versus nonverbal

Media hanya corong propaganda profit

 

Tapi pasar menentukan harga

Negaraku melepas tangan

Dimanakah demokrasi

Dimanakah nasionalisme

 

Pertanyaan harus dijawab

Kolektif bergandeng tangan

Jangan menambah penciptaan kelas

Menagkan pancasila

 

Dunia angkapun memengaruhi

Penawaran dan permintaan kian menjolak

 

 

17.09.2017

Makassar

 

Riuh Renyah Retorika

Riuh Renyah Retorika

Puisi oleh Djik22

 

 

Kemajuan semangat terpecah tercecer

Kesenjangan kewajaran budaya pelupa

Retorika menyalahkan menerkam lawan tengah

Runtuhnya kejujuran moral terabai kesombongan

 

Mendidik kalem kejujuran hanya slogan

Merdeka membuat sekat kelas atas bawah

Negeri hukum pelancong pecandu murka

Naluri tertutup hasrat membabi buta

 

Bicara kebenaran dihujat

Berbohong diagungkan

 

Bhineka Tunggal Ika hilang makna

Bernegara merdeka ditindas negara Singa

Perempuan alat pelanggeng kekuasaan

Peran berganti wajah menambah modal

 

Demokrasi liberal sekarang berkuasa

Dandanan wajah lama penguasa podium

Singgasana menukar kekuasaan ruang gelap

Selamatkah dari sosial politik ala pertiwi

 

Budaya daerah pembohong kepentingan picik

Berlagak tokoh pengaruh ala filsuf ktitis

Bergeraklah terbuka sesama generasi

Bersatu membangun membaik mendidik

 

 

22.08.2017

Makassar

 

Generasi Tercecer

Generasi Tercecer

Puisi oleh Djik22

 

Semakin menua umur tulang mengeropos

Suluh di keramaian bisingan suara gaduh

Lantaran hidup sebagian memaknai

Luasnya pertiwi dihuni wajah berantai

 

Wajah terganti kapan dimana menemu

Wibawa dengan murah dirobek tebar

Senyum memaksa merasa seolah iba

Suara bergumam memiskinkan moral

 

Gedung-gedung gejolak berdiri tegak

Guncangan nadi sedih telinga ditutup

Mulut berontak karena kelaparan

Mewabah generasi tercecer berai

 

Orang miskin dan dan anak-anak terlantar

Oleh negara sudah melepas tangan

Karena harus membayar bunga utang

Kelaparan usia dini sudah menanggung

 

Seharunya usia dini hingga dewasa sejahtera

Sayang itu adalah mulai langka didapat

Dididik dengan kebencian sesama saudara

Dogma tiga puluh dua tahun membuka kran

 

Penanaman modal di negeri kaya

Pembangunan otoriter saat ini berkuasa

Mulai lupa Trisakti dan Nawa Cita bergema

Melirik pemodal asing teruslah menanam

 

Generasi muda butuh dilundungi

Goresan kreativitas teruslah tercipta

Cintailah negeri dengan keiklasan batiniah

Ciptakan literasi demi mencerdaskan

 

 

18.08.2017

Makassar

 

Scroll to Top