Ketika Aktivis Bertanya Pada Tuhan
Puisi oleh Perempuan K
Debu siang itu makananku…
Guyuran terik itu minumanku…
Kenapa aku tetap berdiri disini…?
Aku tidak membentukmu dari tanah liat…
Karena jika panas dan hujan
Kau keras tapi akan hancur…
Aku tidak membentukmu
Dari tegarnya karang di bibir pantai…
Karena deburan ombak akan mengikismu
Perlahan lalu kau hancur berkepingan…
Lalu…?
Aku menyusun rangka dan dagingmu
Dari jerit tangis mereka yang tertindas…
Dari suara parau mereka
Aku membentuk telingamu agar kau peka…
Aku mengalirkan darahmu dengan air mata
Mereka yang tertindas
Kuselipkan detak nadimu dengan ketulusan dan keikhlasan…
Agar nurani akan selalu berbibicara untuk berjuang…
Dengan kebenaran kubentuk hatimu
Tapi ada darah dan nanah
Supaya kau slalu ingat
Bahwa perjuangan untuk kebenaran
Selalu disertai tikungan tajam…
Suaramu kubuat bergemuruh
Mengalahkan gemuruh tsunami dan guntur…
Agar kau mampu menyuarakan suara-suara minoritas
Di pelosok negeri…
Kutumpahkan tanganku melalui takdir
Sehingga orang mengatakan
Takdirmu adalah berjuang untuk kebenaran…
Sehingga mampu menjawab setiap tanya
Untuk apa aku diciptakan lalu dilahirkan….?
Murni tanpa campur tangan
Produk kapitalis yang merusakan hidupmu…
Tanpa suapan dari para koruptor…
Sekali lagi murni
Dengan murni pula kuhembuskan nafas kehidupanmu…
Berjuanglah…
Karena semangatmu telah kubuat
Seperti bara api yang menghanguskan…
Langkahmu dan perjuanganmu
Akan selalu kuberkati…
Hingga kaki tak beranjak
Ketika kebenaran masih tersembunyi…
Ende, 08 Oktober 2017