Bahasa Angin

 

Bahasa Angin

Puisi oleh Mieft Aenzeish

 

Hendak kemana engkau wahai debu jalanan?

Jika kini hujan menjadikanmu diam tak lagi bisa terbang

 

Hendak berbuat apa engkau wahai kuning dedaun?

Jika kini tanganmu telah dilepaskan tangkai yang menjadikan tubuhmu jatuh berserakan

 

Hendak bagaimana lagi engkau wahai spanduk partai di sepanjang jalan?

Jika kini kekalahanmu menjadikan pohon menangis kesakitan

 

Hendak seperti apa lagi engkau wahai jerit hati yang tak lagi ingin didengar?

Jika kini tubuhmu benar-benar sudah tergadaikan ilusi kehidupan

 

Entah, entah kapan bisa ditebus

Bahkan api dan air malah jadi dingin saat merebus

 

Kemudian alam mendikte seberkas cerita yang di tulis angin pada langit

Menjadikan hujan menari tanpa jerit, tanpa bau sangit.!

 

 

18.06.2017

Bandung

 

 

Scroll to Top